Datum geodetik adalah parameter yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid referensi. Parameter-parameter ini selanjutnya digunakan untuk pendefinisian koordinat, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang di muka bumi. Setiap negara menggunakan suatu sistem datum geodetiknya masing-masing yang ditetapkan menjadi dasar acuan pemetaan nasionalnya.
Datum lokal adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang dipilih sedekat mungkin (paling sesuai) dengan bentuk geoid lokal (relatif tidak luas) yang dipetakan – datumnya menggunakan ellipsoid lokal.
1. Datum Genoek
Pada masa yang telah lalu (1862-1880), indonesia telah melakukan penentuan posisi di Pulau Jawa dengan metode triangulasi. Penentuan posisi ini menggunakan ellipsoid Bessel 1841 sebagai ellipsoid referensi, meridian Jakarta (Batavia) sebagai meridian nol, dan titik awal (lintang) beserta sudut azimuthnya diambil dari titik triangulasi di Puncak gunung Genoek. Karena itu, kemudian datum geodesi ini dikenal sebagai datum Genoek.
2. Datum Moncong Lowe
Pada 1911, pengukuran jaring triangulasi di Pulau Sulawesi dimulai. Ellipsoid yang digunakan adalah juga Bessel 1841, meridian yang melalui kota Makassar dianggap sebagai meredian nol, dan titik awal beserta sudut azimuthnya ditentukan dari titik triangulasi di gunung Moncong Lowe. Kemudian dikenal sebagai datum Makassar (Celebes).
3. Datum Indonesia 1974 (Padang)
Pemetaan topografi di Indonesia diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi untuk dapat mempersatukan sitim-sistim referensi datum, sehingga seluruh wilayah dapat tercakup dalam satu sistim pemetaan. Dengan diketemukannya teknologi pengukuran yang menggunakan sarana satelit (satelit Doppler) maka wilayah-wilayah yang tersebar di Indonesia dapat dipersatukan. Untuk menunjang sistim pemetaan tunggal di Indonesia, pada tahun 1975 Ketua badan kordinasi survei dan pemetaan nasional (Bakorsurtanal) mengeluarkan surat bernomor 019.2.2/I/1975 tentang penggunaan GRS 1967 sebagai elipsoid referensi di Indonesia. Keputusan ini didasarkan karena lebih teliti baik untuk ilmiah maupun keperluan praktis dan pembuatan peta skala kecil maupun besar.
GRS 1967 dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia dalam satu sistim sehingga tercipta sistim referensi tunggal. GRS 1967 ini dinamai oleh Bakosurtanal Sferoid Nasional Indonesia (SNI). Untuk menentukan orientasi elipsoid referensi dalam ruang, maka kemudian SNI dihimpitkan dengan elipsoid NWL-9D ( sistim referensi teknologi Doppler ) ditittik eksentris (Stasiun Doppler BP-A 1884) di Padang. Dengan demikian stasiun Doppler BP-A ini dianggap sebagai datum tunggal geodesi di Indonesia. Datum ini diberi nama oleh Bakosurtanal Datum Indonesia 1974 dan merupakan datum relatif.
4. Datum Bukit Rimpah
Digunakan untuk kepulauan Bangka, Belitung dan sekitarnya. Datum ini menggunakan system referensi ellipsoid Bessel 1841 dan meridian utama Grenwich. Bukit Rimpah memiliki origin di 2°00'40.16"S, 105°51'39.76"E (Greenwich). Bukit Rimpah adalah datum geodetik untuk pemetaan topografi.
5. Datum Gunung Serindung
Datum Gunung Serindung digunakan scbagai datum untuk pemctaan wilayah Kalimantan Barat. Pcngukuran triangulasi dimulai pada sckitar tahun 1958-1959, walaupun sebclumnya telah ada proses pemetaan yang dilalcukan oleh Belanda yaitu antara tahun 1886 sampai tahun 1895 (Ron, 1920). Seperti halnya datum Gcnuk dan datum Bukit Rimpah, pada datum Gunung Scrindung ini ditetapkan bahwa elipsoid refercnsi bcrimipit dengan geoid di titik datum. Pada tahun 1970 jaring triangulasi tcrsebut diperluas kc arah timur dan ke selatan olch DITTOP-AD (Hadi, 1975). Rencananya janng triangulasi tersebut dilanjutkan sampai bertemu dengan jaring triangulasi Kalimantan Timur, tetapi pengukuran hanya sampai ke dacrah Putussibau dan tidak sampai bertemu dengan jaring triangulasi di Kalimantan Timur. Pcngukuran triangulasi terhenti karcna lelah ada teknologi baru yang lebih praktis yaitu dengan Satelit Dopplcr. Elipsoid referensi yang digunakan adalah Bessel 1841.
Wilayah laut yang menggunakan datum Gunung Serindung ini adalah daerah Kalimantan Barat. Walaupun dcmikian, untuk dacrah ini telah ada peta laut yang diterbitkan pada tahun 1 905 dan peta itulah yang terus direfisi sampai saat ini.
6. Datum Gunung Segara
Datum Gunung Segara digunakan scbagai datum untuk pemctaan wilayah Kalimantan Timur. Pcngukuran triangulasi dilaksanakan sekitar tahun 1937. Titik datum ditetapkan di Gunung Segara. Pada titik datum ditetapkan baluva elipsoid refercnsi bcrimpit dengan geoid. Elipsoid referensi yang digunakan adalah Bessel 1841.
Wilayah laut yang mcmakai datum Gunung Segara adalah wilayah laut sebelah timur Kalimantan atau Sclat Makassar sampai kc scbagian pantai selatan Kalimantan. Walaupun dcmikian peta-peta laut di wilayah Kalimantan Timur ini telah ada secara resmi vang diterbitkan tahun 1900.
7. Datum Gunung Moncong Lowe
Pada tahun 1911 pengukuran jaring utama triangulasi di Celebes atau Sulawesi dimulai. Titik Datum ditetapkan di Gunung Moncong Lowe. Pada titik datum ditetapkan bahwa lintang astronomis dan azimuth astronomis ke suatu titik sama dengan lintang dan azimuth gcodctik di litik itu. Penentuan bujur ditetapkan di Makassar scbagai meridian nol. Elipsoid referensi yang digunakan adalah Besscl 1841
Wilayah laut yang menggunakan datum Moncong Lowe mi adalah laut di sckitar Pulau Sulawesi. Pcla laul yang diterbukan secara resmi dan terus direfisi sampai sekarang untuk wilayah Sulawesi tclah ada sejak tahun 1901.
0 comments:
Posting Komentar